Gallant Venture akan kembangkan PLTU 2 GW dan PLTS 400 MW di Batam

Jakarta – Gallant Venture, perusahaan diversifikasi yang berbasis di Singapura, mengumumkan rencana untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 2 GW dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 400 MW di Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Pembangkit listrik ini akan dikembangkan melalui anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Gallant, PT Batamindo Investment Cakrawala (BIC), dengan total biaya proyek antara USD 2 miliar dan USD 3 miliar, Gallant mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Bursa Efek Singapura tertanggal 9 Juni 2025.

Investasi yang direncanakan akan mencakup semua peralatan dan sistem yang terkait untuk memfasilitasi pembangkitan, transmisi, dan distribusi listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit Listrik dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Dikatakan bahwa setelah mengevaluasi berbagai pilihan, Grup telah menetapkan bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara dipilih karena merupakan solusi yang paling hemat biaya.

Disebutkan bahwa proyek-proyek pembangkit listrik tersebut akan dikembangkan dalam dua tahap. Pengembangan tahap 1 akan terdiri dari tiga pembangkit listrik tenaga batu bara Supercritical 350 MW dan infrastruktur pendukung, yang melayani fasilitas 2 GW yang terletak di Pulau Setokok, Bulang, Batam, sekitar 15 km sebelah selatan BIP.

Tahap 2 terdiri dari dua pembangkit listrik tenaga batu bara Supercritical 600 MW, pembangkit listrik tenaga surya 400 MW, dan kabel transmisi bawah laut yang menghubungkan Pembangkit Listrik dan Solar PV ke pembangkit listrik milik Grup di Batam, Bintan, dan Bulan.

Perkiraan biaya untuk Tahap I proyek ini diperkirakan mencapai USD 1,5 miliar, dan Tahap 2 diperkirakan sekitar USD 1,2 miliar hingga USD 1,5 miliar.

Proyek ini tidak hanya akan mendukung ekspansi yang sedang berlangsung di dalam segmen industri dan resor Grup, serta di luar BIP, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sumber gas alam yang mudah menguap, sehingga menjamin ketahanan energi jangka panjang untuk operasi Grup, katanya.

Kepedulian terhadap lingkungan

Grup mengakui adanya masalah lingkungan yang terkait dengan pembangkit listrik tenaga batu bara, terutama yang terkait dengan emisi gas rumah kaca dan kualitas udara. Sebagai tanggapan, dan sejalan dengan tujuan ekonomi dan lingkungan yang lebih luas, berbagai strategi mitigasi akan diadopsi. Hal ini mencakup pengadaan pembangkit listrik tenaga batu bara superkritis untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi, serta eksplorasi solusi penangkapan dan penyimpanan karbon.

Untuk mengimbangi dampak lingkungan dari proyek-proyek pembangkit listrik, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan diintegrasikan sebagai sumber energi tambahan. Secara paralel, Grup akan terus memperluas kapasitas PV surya di seluruh kawasan industri dan segmen resor untuk meningkatkan diversifikasi dan keberlanjutan energi lebih lanjut, katanya.

Grup ini, katanya, juga berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan kepatuhan penuh terhadap standar lingkungan. Selain itu, mereka juga akan bekerja sama dengan masyarakat setempat dan organisasi lingkungan untuk memastikan bahwa pengembangan Pembangkit Listrik selaras dengan tanggung jawab lingkungan dan prioritas sosial setempat.

Gallant Venture mengatakan bahwa mereka percaya bahwa proyek ini akan menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham dan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan berkelanjutan Grup.

PT BIC adalah sebuah perseroan terbatas swasta yang didirikan di Republik Indonesia dan merupakan pemilik dan operator dari Batamindo Industrial Park (BIP), salah satu kawasan industri terbesar dan paling mapan di Batam, Indonesia. Dengan luas sekitar 320 hektar, BIP terletak di lokasi yang strategis di dekat Singapura, dan menjadi pintu gerbang yang penting bagi kedua negara.

Permintaan akan lonjakan daya yang dapat diandalkan

Wilayah Riau dan negara-negara tetangga mengalami percepatan aktivitas industri. Batam telah berkembang menjadi pusat industri yang strategis, didukung oleh status zona perdagangan bebas, kebijakan yang ramah investor, dan kedekatannya dengan Singapura. Selain itu, berkembangnya sektor-sektor yang membutuhkan energi besar, terutama industri digital yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (AI) dan pusat data, telah memberikan tekanan yang semakin besar pada infrastruktur listrik yang ada di Batam.

Cadangan cadangan saat ini di Batam tidak memadai, yang mengakibatkan penundaan penyediaan energi bagi investor baru.

Pengembangan pembangkit listrik di atas bertujuan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat akan pembangkit listrik yang handal di wilayah tersebut. Pada tahun 2029, konsumsi listrik di Batam sendiri diperkirakan akan meningkat pesat, didorong oleh ekspansi ekonomi regional dan rencana ekspansi Perseroan, termasuk perluasan Bintan Industrial Estate (BIE) dan Bintan Resorts, yang akan menambah 2.000 kamar hotel dalam beberapa tahun ke depan.

Selain itu, perkembangan ekonomi regional dapat memberikan efek spillover kepada negara-negara tetangga dan mempercepat pembangunan di pulau-pulau industri seperti Batam dan Bintan. Hal ini akan mendorong permintaan di wilayah Batam dan Bintan akan pasokan listrik yang dapat diandalkan, sehingga membuat investasi PT BIC pada pembangkit listrik baru menjadi penting.

Pengembangan pembangkit listrik ini akan membantu memastikan keamanan energi, mendukung pertumbuhan industri, dan memperkuat posisi Grup sebagai penyedia infrastruktur terkemuka di kawasan ini, kata Gallant Venture. (Roffie Kurniawan)

Foto banner: PLTU Cirebon-1 dengan kapasitas 660 megawatt (MW). (Sumber: Cirebon Electric Power)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles