Jakarta – Indonesia telah mendapatkan dukungan internasional untuk meningkatkan upaya konservasi keanekaragaman hayati melalui dua inisiatif yang baru saja didukung oleh Global Environment Facility (GEF), yaitu proyek ENABLE dan SPARE, demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor United Nations Development Programme (UNDP) di Indonesia pada hari Senin, 9 Juni. Inisiatif-inisiatif ini menggunakan pendekatan berbasis lanskap dan perencanaan spasial untuk mengelola sumber daya alam Indonesia yang sangat luas secara berkelanjutan.
Proyek ENABLE, singkatan dari “Efektivitas Pengelolaan Kawasan Lindung yang Unggul untuk Konservasi Keanekaragaman Hayati melalui Pendekatan Berbasis Lanskap”, dan proyek SPARE, atau “Perencanaan dan Tata Kelola Hutan Alam Berbasis Tata Ruang untuk Ekosistem yang Kokoh”, secara resmi telah disetujui dalam Pertemuan Dewan GEF baru-baru ini. Inisiatif-inisiatif tersebut merupakan bagian dari penambahan pendanaan GEF yang kedelapan dan didukung oleh UNDP yang bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan Indonesia.
Proyek ENABLE akan berfokus pada tiga taman nasional, yaitu Gunung Leuser, Sebangau, dan Bogani Nani Wartabone, dan mentransformasikannya menjadi pusat keunggulan untuk strategi konservasi yang inklusif dan inovatif. Lokasi-lokasi ini akan menjadi area percontohan untuk restorasi ekosistem, analisis spasial, dan konservasi partisipatif, untuk mengatasi ancaman-ancaman seperti fragmentasi habitat, deforestasi, dan penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan. ENABLE akan meningkatkan pengelolaan lebih dari 3 juta hektar lahan lindung dan mendukung 2.000 penduduk setempat melalui kemitraan mata pencaharian dan konservasi, dengan total hibah sebesar USD 6,6 juta selama enam tahun.
Sementara itu, SPARE akan memperkuat perencanaan tata ruang dan tata kelola hutan di luar zona lindung, membantu melestarikan ekosistem bernilai konservasi tinggi. Proyek senilai USD 6,1 juta ini bertujuan untuk memberikan manfaat bagi 10.000 orang, merestorasi lebih dari 4.000 hektar lahan yang terdegradasi, dan meningkatkan pengelolaan 1,6 juta hektar untuk menghindari hilangnya 25.000 hektar hutan alam. Proyek ini juga diharapkan dapat mencegah hampir 3 juta metrik ton emisi setara CO2.
“(Proyek-proyek) ini menunjukkan komitmen UNDP untuk mendukung Indonesia dalam menjaga keanekaragaman hayati dan sumber daya alam yang sangat penting di dunia,” ujar Sujala Pant, Wakil Kepala Perwakilan UNDP di Indonesia. “Melalui pendekatan berbasis lanskap dan informasi spasial, serta inovasi yang digerakkan oleh masyarakat-seperti konservasi yang dikelola bersama, usaha lokal yang berkelanjutan, dan restorasi partisipatif-, ENABLE dan SPARE merepresentasikan sebuah era baru dalam konservasi, yaitu era konservasi yang inklusif, berbasis ilmu pengetahuan, dan dibangun atas dasar pengelolaan bersama atas warisan alam kita.”
Carlos Manuel Rodríguez, CEO GEF, menyoroti peran sentral Indonesia dalam perlindungan keanekaragaman hayati global. “Indonesia merupakan negara penerima bantuan GEF terbesar dan merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kami terus mendukung Indonesia dalam upayanya untuk melestarikan dan memanfaatkan alam secara berkelanjutan serta memenuhi target Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global 2030.”
Para pejabat dari Kementerian Kehutanan juga menekankan pentingnya inisiatif ini secara nasional. Satyawan Pudyatmoko, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), mengatakan bahwa ENABLE akan memperkuat kepemimpinan Indonesia dalam perlindungan keanekaragaman hayati, sementara Ade Tri Ajikusumah, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan, mengatakan bahwa SPARE akan meningkatkan kapasitas pengelolaan dan perencanaan hutan yang berkelanjutan.
Inisiatif-inisiatif tersebut selaras dengan Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia (IBSAP) 2025-2045. Inisiatif-inisiatif tersebut dirancang untuk menarik investasi tambahan, dengan tujuan untuk meningkatkan tujuh dolar AS untuk setiap satu dolar pendanaan GEF dari sumber-sumber pemerintah dan swasta. (nsh)
Foto banner: Hutan Hujan Tropis Indonesia (Kredit foto: Iwan Kurniawan/UNDP Indonesia)