Jakarta – New Development Bank, yang sebelumnya dikenal sebagai BRICS Development Bank, telah menyatakan minatnya untuk berpartisipasi dalam pengembangan proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia, demikian disampaikan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rosan Perkasa Roeslani pada hari Selasa, 25 Maret.
“NDB ingin berpartisipasi dalam hal pembiayaan, khususnya pembiayaan proyek-proyek energi terbarukan, infrastruktur, dan lain-lain,” ujar Rosan seusai mendampingi Presiden New Development Bank (NDB), Dilma Vana Rousseff, mengunjungi Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta.
NDB adalah bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS. Didirikan pada Juli 2014 dan berkantor pusat di Shanghai, Tiongkok, tujuan utama NDB adalah untuk mendanai pembangunan infrastruktur dan proyek-proyek pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang.
Rosan mengatakan NDB memiliki rating yang baik dan dapat membantu memangkas biaya pembiayaan proyek-proyek infrastruktur Indonesia jika NDB merealisasikan rencananya untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, ia tidak merinci proyek-proyek apa saja yang diminati NDB.
Namun, Rosan mengatakan bahwa salah satu proyek yang didiskusikan adalah konversi sampah menjadi energi karena NDB telah memiliki pengalaman mendanai proyek-proyek serupa.
“Kita juga diundang untuk melihat langsung (pengalaman NDB) apa yang sudah mereka lakukan karena kebetulan ini juga sama dengan program kita, yaitu bagaimana kita bisa mengubah sampah menjadi energi yang bisa memberikan dampak positif,” katanya.
Presiden Prabowo Subianto mengatakan pada awal tahun ini bahwa Indonesia setuju untuk bergabung dengan BRIC setelah diundang oleh Presiden NDB Dilma Vana Rousseff.
Negara-negara BRICS adalah Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Istilah BRICS adalah singkatan dari nama-nama negara tersebut. KTT BRICS pertama kali diadakan pada tahun 2009. Pada tahun 2010, Afrika Selatan bergabung dengan BRICS. Kemudian, pada tahun 2024, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab bergabung dengan BRICS dan diikuti oleh Indonesia pada awal tahun 2025. (Roffie Kurniawan)
Foto banner: metamorworks/shutterstock.com