Sesi ke-60 IPCC menetapkan pekerjaan ke depan dalam pertemuan pertama dalam siklus penilaian ketujuh

Bulan lalu, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) telah menyelesaikan sesi ke-60 di Istanbul, Turkiye, pada tanggal 16-19 Januari 2024, yang menandai pertemuan besar pertama dalam siklus penilaian ketujuh. Sesi yang dihadiri oleh lebih dari 375 peserta dari 120 negara dan 26 organisasi pengamat ini sangat penting dalam menentukan peta jalan IPCC melalui negosiasi yang intens dan upaya kolaboratif.

Tantangan utama selama pertemuan tersebut termasuk memilih topik untuk Laporan Khusus, mengintegrasikan kontribusi dari kelompok kerja, dan jadwal untuk menyampaikan Laporan Sintesis yang komprehensif. Salah satu hal yang menjadi perdebatan penting adalah undangan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) untuk menyelaraskan diri dengan inventarisasi global yang kedua, yang menunjukkan adanya perbedaan yang mendalam di antara para delegasi.

Setelah melalui diskusi yang alot meskipun terdapat kompromi-kompromi yang substansial, tekad para delegasi menghasilkan sebuah terobosan, yang berpuncak pada sebuah konsensus atas sebuah rencana kerja yang ambisius. Rencana ini mencakup kontribusi dari tiga kelompok kerja: pembuatan Laporan Sintesis, Laporan Khusus tentang Perubahan Iklim dan Kota, dua laporan metodologi, dan pembaruan pedoman teknis tentang dampak dan adaptasi.

Didirikan pada tahun 1988, IPCC berperan sebagai badan internasional terkemuka untuk menilai ilmu pengetahuan tentang perubahan iklim. Laporan-laporan penilaian komprehensif, laporan khusus, dan laporan metodologinya telah berperan penting dalam memandu aksi iklim global, termasuk Perjanjian Paris. Hasil kerja IPCC, yang diakui dengan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2007 bersama dengan mantan Wakil Presiden AS Al Gore, terus menjadi landasan dalam perjuangan melawan perubahan iklim.

Hasil dari sesi ke-60 ini memberikan nada positif bagi siklus penilaian ketujuh IPCC, yang menekankan pentingnya persatuan, visi strategis, dan inklusivitas dalam mengatasi krisis iklim global. Di saat dunia menghadapi pemanasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, hasil-hasil IPCC yang ketat dan relevan dengan kebijakan menjadi lebih penting dari sebelumnya dalam mengarahkan upaya-upaya internasional menuju solusi iklim yang berkelanjutan dan adil. (nsh)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles