Jakarta – Pemerintah Indonesia mengajak negara-negara anggota International Maritime Organization (IMO) memperkuat kerja sama dalam penerapan efisiensi energi dan energi terbarukan untuk mempercepat penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari kapal. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Arif Toha mengatakan, saat ini, pemerintah telah menyiapkan strategi yang mendorong dekarbonisasi pelayaran di tingkat nasional.
“Indonesia juga telah mengamanatkan penerapan langkah-langkah efisiensi energi, program peremajaan kapal, wajib melaporkan konsumsi bahan bakar untuk semua kapal berbendera Indonesia, pemasangan alat bantu navigasi tenaga surya, dan elektrifikasi pelabuhan,” beber Arif di depan perwakilan negara anggota IMO dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hingga akhir 2022, fasilitas On-Shore Power Supply (OPS) kini telah tersedia di 21 pelabuhan. Dan Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan jumlahnya secara signifikan tahun ini.
Selain itu, Indonesia juga akan terus mendorong penggunaan energi baru terbarukan dengan menerapkan program biodiesel wajib, yaitu B-35 untuk industri perkapalan dalam negeri.
Dalam tiga tahun terakhir penggunaan bahan bakar biodiesel telah mencapai 22,7% dari total konsumsi bahan bakar laut di Indonesia. Pemerintah berupaya memberikan kontribusi terhadap pengurangan gas rumah kaca.
“Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara maritim, akan terus memberikan kontribusi pada upaya internasional dan melaksanakan komitmen kami terhadap pengurangan Gas Rumah Kaca,” imbuhnya.
Arif menyampaikan, bahwa saat ini Indonesia tengah berupaya meningkatkan jumlah pelabuhan yang cerdas dan berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasi kapal dan pelabuhan serta industri maritim nasional secara keseluruhan. (Hartatik)