![](https://tanahair.net/wp-content/uploads/2024/06/IMG_4372-1024x576.jpg)
Jakarta – PLN Indonesia Power (PLN IP) meningkatkan upaya mencapai Enhanced National Determined Contribution (NDC) dan Net Zero Emission (NZE) dengan secara intensif mengembangkan proyek energi panas bumi. Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengatakan Indonesia yang memiliki 40 persen cadangan panas bumi dunia dengan potensi pemanfaatan yang besar.
“Indonesia merupakan negara ring of fire, dikaruniai sumber energi panas bumi yang besar. Potensi tersebut perlu terus dikembangkan, dijadikan sumber energi listrik yang ramah lingkungan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 7 Juni.
PLN IP menandatangani Joint Development Agreement (JDA) pada 30 Mei 2024, dengan berbagai pihak termasuk Pertamina Geothermal Energy untuk memaksimalkan potensi ini. Menurut Edwin, JDA ini menandai tahap baru dalam upaya dua perusahaan energi besar dalam negeri untuk mengoptimalkan kapasitas sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia.
“Kerja sama ini akan merangsang pemanfaatan potensi sumber daya panas bumi yang dapat mendorong akselerasi transisi energi nasional, pencapaian komitmen pemerintah terhadap NDC dan target NZE di Indonesia,” jelasnya.
Penandatanganan JDA ini merupakan tindak lanjut dari Joint Development Study Agreement (JDSA) yang telah ditandatangani oleh kedua perusahaan pada 22 Februari 2024. Salah satu fokus utama JDA adalah pengembangan proyek co-generation di dua wilayah kerja panas bumi dengan memanfaatkan energi yang terkandung dalam brine untuk meningkatkan kapasitas produksi listrik.
Target pengembangan awal PLTP co-generation (binary plant) yang sudah siap dikembangkan yaitu di PLTP Ulubelu Binary Unit dan PLTP Lahendong Binary Unit, yang masing-masing berpotensi menambah kapasitas terpasang sebesar 30 MW dan 15 MW.
“Dengan memanfaatkan hasil inovasi dan teknologi canggih maka pemanfaatan energi panas bumi bisa ditingkatkan, sehingga pemenuhan kebutuhan listrik di tanah air yang berasal dari EBT terus meningkat,” imbuh Edwin.
Sementara itu, Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengatakan, upaya mencapai kapasitas 1 GW salah satunya dengan pengembangan teknologi co-generation yang diproyeksikan akan menambah kapasitas sebesar 230 MW. Inisiatif ini diperkuat dengan penandatanganan Joint Development Agreement (JDA) dengan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) pada Kamis, 30 Mei.
Inisiatif lainnya adalah pemanfaatan wilayah kerja panas bumi (WKP) Hululais, yang memiliki potensi kapasitas hingga 110 MW. Selain itu, terdapat proyek Lumut Balai Unit 2 yang berpotensi menambah kapasitas hingga 55 MW, yang kemajuannya mencapai 71,72% hingga saat ini.
“Seluruh proyek ini ditargetkan untuk berjalan efektif di tahun ini agar target 1 GW semakin dekat,” tutur Julfi Hadi. (Hartatik)