Perusahaan kelapa sawit Citra Borneo Utama beralih ke energi hijau

Jakarta – Citra Borneo Utama (CBUT), perusahaan pengolah minyak kelapa sawit mentah, secara bertahap beralih ke energi ramah lingkungan untuk membantu tujuan pemerintah mencapai emisi karbon nol pada tahun 2060, demikian para eksekutifnya mengatakan.

CBUT baru-baru ini mengambil langkah untuk beralih ke gas alam terkompresi (CNG) dari diesel untuk beberapa boiler bertekanan tinggi di kilangnya dan menargetkan untuk berhenti menggunakan diesel sepenuhnya pada akhir tahun ini, ujar Chief Operating Officer Magedona Aegidius.

CNG adalah bahan bakar gas yang sebagian besar terdiri dari metana (CH4) yang diekstraksi dari gas alam, dikompresi hingga kurang dari 1% dari volume yang ditempatinya pada atmosfer standar.

Sebagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), CBUT memiliki tim khusus yang ditugaskan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik (ESG), kata Naidu. BEI mewajibkan semua perusahaan yang terdaftar di bursa untuk melaporkan laporan keberlanjutan mereka setiap tahun.

Sementara itu, perusahaan CBUT, Citra Borneo Indah, sedang membangun pembangkit listrik tenaga biomassa berkapasitas 2 x 7,5 MW, yang akan menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang saat ini digunakan untuk menggerakkan pabrik-pabrik CBUT di Kalimantan Tengah, demikian kata Chief Executive Officer CBUT, Balakrishnan Naidu.

CBUT mengoperasikan satu pabrik penyulingan CPO dengan kapasitas harian 2.500 metrik ton, dan dalam proses membangun pabrik kedua dengan kapasitas harian 1.500 ton, yang dijadwalkan akan mulai beroperasi pada tahun 2024, kata Aegidius. Perusahaan ini juga mengoperasikan pabrik fraksinasi berkapasitas 2.500 ton per hari, dan sedang membangun pabrik kedua berkapasitas 1.000 ton per hari, yang direncanakan akan mulai beroperasi tahun depan.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 2013 ini memproduksi minyak sawit deodorized yang telah diputihkan, olein sawit deodorized yang telah diputihkan, stearin sawit deodorized yang telah diputihkan, distilat asam lemak sawit, minyak inti sawit, palm kernel expeller (produk sampingan dari proses penghancuran dan pengeluaran minyak dari inti sawit yang banyak digunakan sebagai pakan ternak karena mengandung protein kasar yang tinggi).

Sering dituding sebagai penyebab deforestasi yang masif dan cepat di Indonesia, industri kelapa sawit memainkan peran penting bagi perekonomian negara karena berkontribusi sekitar 3,5% terhadap produk domestik bruto dan menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 16 juta pekerja.

Dengan total perkebunan kelapa sawit seluas 16,38 juta hektar dan produksi CPO tahunan sebesar 46,8 juta ton, menurut data resmi, Indonesia merupakan salah satu dari dua produsen CPO utama di dunia bersama dengan Malaysia. (I Made Sentana)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles