Pasokan cukup, Bali tolak listrik kabel bawah laut 500 MW

Jakarta – Pemerintah pusat berencana menambah pasokan listrik ke Bali sebesar 500 megawatt (MW) melalui kabel bawah laut dari Jawa. Rencana tersebut ditolak tegas oleh Gubernur Bali, Wayan Koster dalam keterangan resmi, akhir Juni.

Alasan penolakan tersebut dikarenakan pasokan listrik di Bali saat ini sudah cukup dan tidak perlu bergantung pada sumber energi dari luar. “Bali memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, air, dan biomassa,” ujarnya.

Wayan Koster berharap, Bali bisa menjadi provinsi yang mandiri dan berkelanjutan dalam hal energi. Karena itu, ia tidak mau Pulau Dewata ini memiliki ketergantungan pada sumber energi dari luar. Ia pun ingin mengembangkan sumber energi lokal yang ramah lingkungan dan sesuai dengan karakteristik Bali.

Sebelumnya, Koster menyampaikan hal tersebut saat memberikan jawaban pandangan umum terhadap fraksi pada raperda tentang haluan pembangunan Bali masa depan, 100 tahun Bali Era Baru 2025-2125 pada sidang paripurna ke-23 di Kantor DPRD Bali.

“Keinginan pemerintah untuk menambah pasokan energi ke Bali sebesar 500 Megawatt saya tolak. Tepuk tangan dong. Mana ada Gubernur berani menolak,” katanya kepada para anggota DPRD Bali yang hadir.

Adapun kebutuhan beban puncak listrik di Bali saat ini mencapai 980 MW. Sementara itu kapasitas ketersediaan listrik 1.322 MW. Namun, sebanyak 370 MW disuplai dari PLTU Paiton.

Menurut Koster, penambahan pasokan listrik dari PLTU Paiton melalui koneksi kabel bawah laut memiliki risiko dan berbahaya. Menurutnya, sudah saatnya Bali mandiri energi bersih.

“Saya tidak mengizinkan lagi penambahan suplai dari luar Bali yang akan membuat Bali ini semakin tergantung dengan sumber energi dari luar. Itu berbahaya, apalagi dikoneksi dengan kabel bawah laut. Mudah sekali dan itu rawan,” tegasnya. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles