ESDM: Pasar energi fosil tetap menjanjikan di era transisi energi

Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa kebutuhan energi fosil masih meningkat dalam masa transisi energi, karena pemanfaatan energi terbarukan belum optimal.

Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi di Kementerian ESDM, menyatakan investasi di sektor migas pada 2023 sekitar USD 15,56 miliar, di mana sektor hilir berkontribusi USD 1,9 miliar. Indonesia berkomitmen untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060.

“Ini menunjukkan bahwa bisnis energi fosil terus berkembang, meskipun tantangan infrastruktur masih ada,” ujar Tutuka saat menyampaikan keynote speech dalam forum diskusi bertajuk ‘Menelisik Prospek Energi 2024, Gurih atau Hambar?’ yang diselenggarakan Forum Wartawan ESDM secara hybrid.

Tutuka mengatakan bahwa pemerintah telah mengambil beberapa langkah strategis, termasuk memberikan fleksibilitas dalam jenis kontrak kerja sama di sektor migas, mempercepat proyek-proyek pengembangan lapangan migas, dan meningkatkan penggunaan gas domestik. Ia juga menekankan pentingnya berinvestasi dalam infrastruktur gas bumi yang dapat mendukung interkonektivitas jaringan gas.

Pada kesempatan sama, Anggawira, Ketua Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (Aspebindo), menjelaskan peluang energi fosil tetap harus dioptimalkan, sebelum pemanfaatan energi terbarukan benar-benar bisa dioptimalkan di Indonesia. Dia menyoroti perlunya insentif investasi yang kompetitif untuk mendukung bisnis energi fosil. (Hartatik)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles