Cuaca tak menentu, nelayan diedukasi pengetahuan perubahan iklim

Yogyakarta – Sebanyak 100 nelayan dan petugas penanggulangan bencana di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mendapat edukasi seputar pengetahuan perubahan iklim. Mereka mengikuti Sekolah Lapang Cuaca Nelayan yang diselenggarakan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Ponijo, salah satu nelayan senior yang biasa melaut di perairan selatan Yogyakarta mengaku sudah tidak memahami kondisi cuaca yang tidak menentu dan bahkan cenderung ekstrem. Padahal dia sudah dua dekade menjadi nelayan.

“Dulu yang dihadapi di laut paling-paling cuma angin lesus atau anginnya berputar-putar di laut dan tidak sampai ke daratan. Tapi sekarang lebih mengerikan, malah sering terjadi dibanding dulu,” ungkapnya saat mengikuti Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Pantai Baru, Srandakan.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan fenomena yang dialami nelayan itu merupakan salah satu dampak perubahan iklim. Tidak hanya nelayan, fenomena itu bahkan dialami oleh seluruh penduduk di dunia.

“Fenomena perubahan iklim ini betul-betul nyata dihadapi oleh semuanya. Itulah mengapa SLCN ini diselenggarakan demi keselamatan para nelayan kita dan juga untuk peningkatan produksi tangkap,” jelas Dwikorita.

Ia menambahkan, perubahan iklim juga mengubah pola cuaca yang selama ini terjadi. Salah satunya ketika siklon atau Badai Cempaka menerjang pesisir selatan Jawa pada 2017 silam. Secara teori, pusaran angin ini harusnya tidak bisa menembus daratan mengingat Indonesia berada di garis khatulistiwa.

Peserta Sekolah Lapang Cuaca Nelayan DIY tahun 2023 berjumlah 100 orang, yang meliputi nelayan di wilayah Bantul, Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul, Sarana Keselamatan dan Keamanan Nelayan (Sarlinmas) Korwil 4, Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) DIY, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, BPBD Kulonprogo, dan Pos Lanal.

Kegiatan ini merupakan program berkelanjutan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada nelayan mengenai cuaca maritim dan teknologi informasi yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi cuaca terkini. Melalui kegiatan ini, nelayan dapat mempelajari produk informasi cuaca maritim BMKG berupa peta cuaca yang berisi tinggi gelombang, kecepatan arus laut, serta pengenalan peralatan cuaca maritim BMKG secara langsung. (Hartatik)

Foto banner: Nelayan dan petugas penanggulangan bencana di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti Sekolah Lapang Cuaca Nelayan yang diselenggarakan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). (Sumber: Dok BMKG)

Like this article? share it

More Post

Receive the latest news

Subscribe To Our Weekly Newsletter

Get notified about new articles